Ads Right Header

Buy template blogger

Zelensky dan Trump Sepakat Akhiri Ketegangan, Ukraina dan AS Jalin Kesepakatan Baru

Foto Presiden Ukraina dan AS

Editor: Tim Redaksi

KYIV, PIJAKAN rakyat– Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan kembali komitmennya terhadap perdamaian dan mengonfirmasi kehadiran pejabat Ukraina dalam perundingan dengan Amerika Serikat (AS) di Arab Saudi pekan depan. Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi dalam mengakhiri konflik dengan Rusia, dikutip dari Kompas pada Sabtu (08/03/2025).

Dalam pidatonya pada Kamis (6/3/2025) malam, Zelensky menyatakan bahwa Ukraina tetap bekerja secara konstruktif untuk mencapai perdamaian. Ia juga mengisyaratkan hubungan antara Ukraina dan AS yang mulai membaik setelah ketegangan dengan Presiden AS Donald Trump pekan lalu. 

"Saya dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan putra mahkota. Setelah itu, tim saya akan tetap berada di sana untuk bekerja sama dengan mitra Amerika. Ukraina sangat tertarik pada perdamaian," ujar Zelensky, dikutip dari Kompas.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berupaya menggalang dukungan dari negara-negara lain untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian guna mengamankan potensi kesepakatan di Ukraina. 

Kedua pemimpin dijadwalkan bertemu pada Jumat (7/3/2025) untuk membahas perkembangan terbaru.

Di sisi lain, hubungan AS dan Ukraina mencapai titik terang setelah Zelensky dan Trump sepakat untuk menandatangani kesepakatan baru di Gedung Putih pada Jumat (28/2/2025). 

Kesepakatan ini memberikan akses khusus bagi AS terhadap mineral langka di Ukraina, yang menandai berakhirnya perselisihan antara kedua pemimpin.

Sebelumnya, Trump sempat menyebut Zelensky sebagai diktator akibat penolakan Kyiv untuk memberikan akses mineral langka kepada Washington. Namun, setelah upaya diplomasi yang melibatkan Macron dan Starmer, sikap Trump terhadap Zelensky mulai melunak.

BACA JUGA: CPNS 2024 Resmi Diangkat Oktober 2025, Kemenpan RB: Manfaatkan Waktu untuk Pembinaan

"Saya sangat menghormatinya. Kita akan akur lagi," ujar Trump kepada wartawan pada Kamis, seperti dilansir dari AFP. Trump bahkan menarik kembali pernyataan "diktator" yang sempat ia lontarkan terhadap Zelensky di media sosial.

Dalam kesepakatan yang diteken di Gedung Putih, AS mendapatkan akses istimewa terhadap sumber daya alam Ukraina, termasuk minyak, gas, dan logam tanah jarang.

Zelensky menyebut perjanjian ini sebagai kerangka kerja untuk diskusi lebih lanjut mengenai jaminan keamanan bagi Ukraina serta nilai ekonomi dari kerja sama tersebut.

BACA JUGA: Hari Pertama 4th ICEHHA 2024: Solusi Inovatif untuk Tantangan Global di Era Digital, Kesehatan, dan Agrikultur

Kesepakatan ini dipandang sebagai langkah signifikan dalam mengamankan dukungan AS bagi Ukraina, terutama di tengah upaya Kyiv untuk menggalang lebih banyak bantuan internasional. 

Inggris dan Prancis sebelumnya telah menawarkan pasukan penjaga perdamaian jika tercapai kesepakatan untuk mengakhiri perang. Namun, AS juga diharapkan memberikan dukungan tambahan dalam bentuk intelijen dan kemungkinan kekuatan udara.

Dengan berbagai upaya diplomasi yang berlangsung, harapan akan terciptanya solusi damai bagi Ukraina semakin menguat. Pertemuan di Arab Saudi pekan depan menjadi momen penting dalam menentukan arah negosiasi lebih lanjut antara Ukraina, AS, dan sekutunya. (Redaksi PR

Previous article
Next article

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel