Hari Pertama 4th ICEHHA 2024: Solusi Inovatif untuk Tantangan Global di Era Digital, Kesehatan, dan Agrikultur
Foto Tangkapan Layar Kegiatan Konferensi Internasional yang Diselenggarakan Unika Santu Paulus Ruteng |
Penulis: Rudi Ngalu; Editor: Tim Redaksi
Ruteng, PIJAKAN Rakyat – Hari pertama 4th International Conference on Education, Humanities, Health, and Agriculture (ICEHHA) yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng menghadirkan tiga pembicara kunci dengan tema yang sangat relevan terhadap tantangan global saat ini, Jumat (13/12/2024).
Ketiga pembicara ini memberikan wawasan mendalam tentang linguistik digital, kesehatan global, dan inovasi agrikultur berkelanjutan.
Prof. Dr. Yazid Basthomi, M.A.: Corpus Linguistics and Big Data: Analyzing Language in the Digital World
Prof. Yazid Basthomi, pakar linguistik dari Universitas Negeri Malang, memaparkan bagaimana big data telah merevolusi penelitian linguistik. Dalam presentasinya, ia menjelaskan penggunaan corpus linguistics untuk menganalisis bahasa berdasarkan data nyata dari teks dan ucapan yang terkumpul dalam jumlah besar.
Dengan teknologi big data, peneliti dapat memahami tren bahasa di media sosial, menganalisis sentimen masyarakat, dan mengidentifikasi perubahan pola bahasa secara real-time. Prof. Yazid juga menekankan pentingnya etika dan privasi dalam penggunaan data linguistik.
Asst. Prof. Dr. Prapaporn Muangkaew: Global Health: Challenges, Innovations, and Sustainable Solutions
Dr. Prapaporn Muangkaew, akademisi dari Thailand, mengupas isu-isu mendesak di bidang kesehatan global, termasuk penyakit menular, dampak perubahan iklim, dan ketimpangan akses layanan kesehatan.
Ia menekankan perlunya kolaborasi inovatif antar negara untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam meningkatkan kesehatan global. Inovasi teknologi, kerja sama lintas disiplin, dan penguatan sistem kesehatan menjadi poin utama dalam membangun ketahanan kesehatan dunia.
Prof. Ir. Sahat Marulitua Pasaribu, M.Eng., Ph.D.: Agritech and Inclusive Agricultural Financing to Support Production and Sustainable Food System
Pada sesi terakhir, Prof. Sahat Pasaribu dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membahas peran teknologi agrikultur (Agritech) dan pendanaan inklusif untuk mendukung sistem produksi pangan berkelanjutan.
Menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan rendahnya akses pendanaan bagi petani kecil, Prof. Sahat memaparkan bagaimana teknologi digital, pertanian presisi, dan kemitraan dengan startup agrikultur dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dan pendidikan generasi muda di sektor agrikultur.
BACA JUGA:
Wawasan Kritis untuk Tantangan Global
Hari pertama ICEHHA 2024 menawarkan wawasan kritis untuk menjawab tantangan di era digital, kesehatan global, dan pertanian berkelanjutan.
Ketiga pembicara kunci memberikan inspirasi dan solusi praktis bagi akademisi, peneliti, dan pembuat kebijakan.
Konferensi ini diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi yang mendorong terciptanya perubahan positif di berbagai bidang, baik secara lokal maupun global. (Redaksi PR)