Mahasiswa KKN Unika St. Paulus Ruteng Bantu Inovasi Pertanian Berkelanjutan di Desa Robek
Foto mahasiswa KKN Unika Ruteng membuat pupuk organik (Sumber: Christian A. Mada) |
Kontributor: Christian A. Mada; Editor: Tim Redaksi
Robek, PIJAKAN Rakyat- Kolaborasi antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng dan Romo Robertus Pelita, pastor paroki St. Thomas Modus Robek, telah membawa terobosan dalam pertanian berkelanjutan di Desa Robek, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, (05/08/2024).
Mahasiswa KKN telah berperan penting dalam penerapan teknologi pertanian organik di desa tersebut, termasuk pembuatan ekoenzim serta penggunaan pupuk JMF (Jurnal Mikroorganisme Fertilizer) dan JLF (Jurnal Liquid Fertilizer). Program ini bertujuan untuk memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat desa dan sekaligus sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa.
Romo Robertus menjelaskan bahwa ekoenzim, hasil fermentasi bahan organik dengan mikroba, berfungsi untuk meningkatkan kualitas tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman. "Ekoenzim mempercepat dekomposisi bahan organik di tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia," ujarnya.
Pupuk JMF yang mengandung mikroorganisme hidup mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan meningkatkan kesuburan tanah. Sedangkan pupuk JLF, yang berupa cairan, mengandung nutrisi penting dan memungkinkan penetrasi lebih cepat ke dalam tanah, mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih optimal.
Mahasiswa KKN terlibat aktif dalam pembuatan ekoenzim, penerapan pupuk JMF dan JLF, serta memberikan pelatihan kepada petani lokal. Salah satu mahasiswa, Anita, mengatakan, "Kami membantu dalam pembuatan ekoenzim dan mendampingi petani dalam penggunaan pupuk." Rekan mahasiswa lainnya, Wily, menambahkan, "Kami juga melakukan monitoring dan evaluasi hasil pertanian untuk memastikan teknologi ini memberikan manfaat yang diharapkan."
Dampak positif dari teknologi ini terlihat jelas. Bapak Arto, seorang petani lokal, melaporkan, "Setelah menggunakan ekoenzim dan pupuk JMF serta JLF, tanah kami lebih subur dan hasil panen meningkat. Kami juga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia."
BACA JUGA:
Rektor Unika Ruteng Lakukan Montoring KKN Integratif 2024 Secara Langsung
Namun, tantangan seperti kebutuhan edukasi bagi petani dan kendala logistik juga dihadapi. Romo Robertus menyoroti pentingnya pelatihan, sedangkan mahasiswa KKN seperti Bayu menghadapi kendala dalam ketersediaan bahan dan peralatan, tetapi terus mencari solusi bersama berbagai pihak.
Romo Robertus berharap dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan program ini. "Kami sangat menghargai dukungan dari Unika St. Paulus Ruteng dan berharap kerjasama ini dapat berlanjut. Kami ingin inisiatif ini menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia dalam mengadopsi teknologi pertanian berkelanjutan."
Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana sinergi antara akademisi dan komunitas lokal dapat membawa perubahan positif, meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen, serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. (Redaksi PR)