Ads Right Header

Buy template blogger

Kegiatan PKKMB TA 2024/2025 FKIP Unika Santu Paulus Ruteng Ditutup Dengan Perayaan Ekaristi Kudus

Foto mahasiswa baru ikut perayaan ekaristi (Sumber: Panitia)

Kontributor: Rudi Ngalu; Editor: Tim Redaksi

Ruteng, PIJAKAN Rakyat– Rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng mencapai puncaknya dengan Perayaan Ekaristi yang berlangsung khidmat di Aula GUT Lt. 5 pada Rabu (21/08/2024). Perayaan ini menutup sesi kegiatan dalam ruangan untuk PKKMB 2024, sekaligus menjadi momentum refleksi spiritual bagi seluruh peserta.

Wakil Rektor III Unika Santu Paulus Ruteng, Romo Fransiskus Sawan, memimpin Ekaristi sebagai selebran utama, didampingi oleh enam imam konselebran: RD. Ignas Semana, RP. Oswald Bule, RP. Raimundus Beda, RD. Ino Dangku, RD. Emil Jehadus, dan RD. Stanis Harmansi. Atmosfer kebersamaan dan kesakralan terasa kental selama misa berlangsung, mengingatkan mahasiswa baru akan pentingnya peran spiritual dalam proses belajar dan pengembangan diri di lingkungan universitas.

Pesan Romo Frans: Menjadi Murid Transformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter

Dalam homilinya, Romo Frans menyampaikan pesan inspiratif tentang pentingnya menjadi murid yang transformatif. Beliau menganalogikan peran mahasiswa seperti seseorang yang tidak hanya menyiapkan pelita, tetapi juga minyaknya, sebagai simbol kesiapan menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan kampus dan sosial. Romo Frans menekankan bahwa antisipasi dan persiapan matang menjadi kunci dalam meraih keberhasilan.

Lebih lanjut, Romo Frans mengajak mahasiswa untuk menjadi murid yang kolaboratif, yang mampu bekerja sama dengan berbagai pihak. Beliau menyebutkan peran Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APRIL) dalam menjalin kolaborasi dengan beragam pihak untuk memperkaya peluang mahasiswa dalam bertumbuh dan mengembangkan jaringan, baik di dalam maupun di luar kampus.

Satu pesan penting lainnya adalah menjadi murid yang berkarakter, terutama dalam hal kerendahan hati. Romo Frans mengutip Amsal 27:78 dan mengingatkan bahwa kerendahan hati adalah ibu dari segala kebajikan. Dalam kata-katanya, "Santo Agustinus mengajarkan bahwa syarat utama menjadi pribadi yang lebih sempurna adalah rendah hati, rendah hati, dan rendah hati." Romo Frans juga mengingatkan akan bahaya kesombongan sebagai ibu dari segala dosa dan pentingnya kesabaran serta keterbukaan untuk terus belajar dan berkembang.

Tantangan Era Digital: Kendalikan Diri dan Bijak Menggunakan Teknologi

Romo Frans juga menyinggung tantangan besar di era teknologi, di mana kecanduan terhadap gadget dan media sosial bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Beliau menyebut berbagai penyakit yang muncul akibat kecanduan teknologi, seperti insomnia, depresi, hipersensitivitas elektromagnetik, hingga fenomena narsisisme dan phobia terhadap kehilangan ponsel.

Romo Frans mengajak mahasiswa untuk bijak dalam menggunakan teknologi, mengendalikan diri, dan tetap jujur dalam berkomunikasi di dunia digital. Pesannya jelas: integritas dalam berkata-kata dan ketulusan dalam bertindak adalah fondasi untuk membangun karakter mahasiswa yang kuat dan berdaya saing.

Komitmen Kampus dalam Mendukung Transformasi Mahasiswa

Di akhir homili, Romo Frans menyinggung komitmen besar dari Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng dalam mendukung mahasiswa melalui penyediaan anggaran sebesar Rp27,5 miliar untuk berbagai program pengembangan. Kampus ini, menurutnya, menawarkan banyak peluang untuk mahasiswa mengalami transformasi, memperluas jejaring, dan menjadi pribadi berkarakter.

"Anda tidak hanya akan menerima pendidikan akademik, tetapi juga pengalaman spiritual dan sosial yang akan membentuk Anda menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berintegritas," pungkasnya.

Penutup Kegiatan dalam Ruangan: Awal Baru bagi Mahasiswa FKIP Unika Santu Paulus Ruteng

Dengan berakhirnya Perayaan Ekaristi ini, rangkaian sesi kegiatan dalam ruangan untuk PKKMB FKIP Unika Santu Paulus Ruteng tahun 2024 resmi ditutup. Mahasiswa baru kini siap melanjutkan perjalanan mereka di dunia akademik dengan semangat transformatif, kolaboratif, dan berkarakter, seperti yang telah diamanatkan oleh Romo Frans dan para pemimpin kampus. (Redaksi PR

Previous article
Next article

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel