Klarifikasi Ahok Soal Pernyataan Kontroversial, Gibran: Biasa Saja, Itu Bagian dari Politik
Foto: Ahok dan Gibran |
Editor: Redaksi
Jakarta, PIJAKAN Rakyat- Mantan Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menegaskan bahwa pernyataannya
tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming
Raka, yang tidak bisa bekerja, telah disajikan secara tidak akurat di media
sosial.
"Bukan, justru jangan dipotong, konteksnya apa?"
ujar Ahok di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dilansir dari CNN Indonesia,
dikutip pada Kamis, (8/2/2024).
Dalam klarifikasinya di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Ahok
menegaskan bahwa konteks percakapannya dengan seorang nenek berusia 82 tahun
yang memilih Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden saat ini.
Ahok membantah keras kemungkinan menyerang Jokowi dan
Gibran, mengingat kerjasama mereka di masa lalu sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta.
Ia mengklarifikasi bahwa pemilihan Prabowo-Gibran oleh nenek
tersebut hanya mencerminkan opini personal, bukan pandangannya.
Selanjutnya, Ahok menyampaikan bahwa dirinya memilih Ganjar
Pranowo sebagai pilihan untuk melanjutkan nawacita yang telah dibangun oleh
Presiden Jokowi.
Ahok menilai bahwa Jokowi mampu memimpin pembangunan
nawacita dengan baik, dan tidak menyinggung kemampuan kerja Jokowi atau Gibran.
Sebelum klarifikasi Ahok, Gibran Rakabuming Raka, sebagai Calon Wakil Presiden, juga
memberikan tanggapan terkait kritikan Ahok. Gibran menyatakan bahwa kritikan
adalah hal biasa, dan Ahok adalah seorang senior dan mentor dalam dunia
politik.
BACA JUGA:
Ketua Umum Partai Hanura Tanpa Sengaja Sebut Wakil Gubernur NTT sebagai Gubernur dalam RAKERDA
"Pak Ahok itu senior mentor kami ya kami terima. Tidak
apa-apa, biasa itu kritikan," ujar Gibran, dilansir dari suara.com.
Ia menanggapi kritikan Ahok dengan menjelaskan bahwa Ahok
telah menunjukkan kinerja baik sebagai Wakil dan Gubernur DKI Jakarta, serta
sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Sebelumnya, Ahok telah memberikan kritikan terhadap kinerja
Presiden Jokowi setelah mundur sebagai Komisaris Utama Pertamina. Dalam sebuah
video, Ahok mengungkapkan alasan penahannya demi tidak mengganggu terpilihnya
Jokowi sebagai Presiden. (Redaksi PR)