Kenali Rabies: Proses, Gejala, Pencegahan, dan Penanganannya
Ilustrasi (Sumber: pixabay) |
Editor: Ricardus Jundu
PIKIRINDU.com- Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies dan dapat menyerang sistem saraf pusat pada mamalia, termasuk anjing. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui gigitan atau kontak langsung dengan air liur hewan yang terinfeksi.
Rabies sangat berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan, dan jika tidak ditangani dengan cepat, dapat berakhir dengan kematian.
Gejala rabies pada anjing dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda yang umum termasuk perubahan perilaku seperti kegelisahan, agresi yang tidak biasa, kelumpuhan, dan peningkatan saliva atau air liur. Anjing yang terinfeksi juga dapat mengalami kesulitan menelan dan sering menggigit atau menjilat area gigitan.
Ketika seseorang terkena gigitan anjing yang terinfeksi rabies, virus rabies dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka gigitan tersebut. Virus tersebut kemudian menyebar melalui sistem saraf pusat menuju otak dan sumsum tulang belakang.
Proses penyebaran virus rabies pada manusia melalui gigitan anjing bisa berlangsung dalam beberapa tahap, dengan masa inkubasi yang bervariasi. Masa inkubasi adalah periode antara terpapar virus rabies hingga timbulnya gejala penyakit, dan dapat berkisar antara beberapa minggu hingga berbulan-bulan.
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, mereka mulai berkembang biak di tempat luka dan sekitarnya. Dari sana, virus rabies menyebar ke sistem saraf pusat melalui saraf perifer, seperti saraf yang berhubungan dengan daerah gigitan.
Setelah mencapai sistem saraf pusat, virus rabies mulai menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Ini memicu timbulnya gejala awal penyakit rabies pada manusia, yang termasuk perubahan perilaku, kegelisahan, kebingungan, kesulitan menelan, dan peningkatan air liur. Secara bertahap, gejala tersebut berkembang menjadi kelemahan otot, gangguan neurologis, dan gangguan pernapasan yang parah.
Sayangnya, setelah munculnya gejala klinis rabies, penyakit ini hampir selalu berakhir dengan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis setelah terkena gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies, bahkan sebelum munculnya gejala.
Pencegahan tetap menjadi hal terbaik dalam menghadapi rabies. Vaksinasi rabies yang tepat pada waktu yang tepat sangat penting dalam melindungi diri dari penyakit ini setelah terpapar. Jika ada kecurigaan terkena gigitan anjing rabies, penting untuk segera mencari perawatan medis dan mendiskusikan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang diperlukan dengan profesional kesehatan.
BACA JUGA:
* Tips Ekonomi Keluarga untuk Menghemat Uang dan Mencapai Kebebasan Finansial
Jika Anda atau seseorang terkena gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies, langkah-langkah penanganan pertama yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
Cuci luka dengan sabun dan air
Bersihkan luka dengan hati-hati menggunakan sabun dan air mengalir selama sekitar 10-15 menit. Hal ini dapat membantu mengurangi jumlah virus rabies yang masuk ke dalam tubuh.
Berikan perawatan medis segera
Setelah membersihkan luka, segera cari perawatan medis profesional. Dokter akan melakukan pemeriksaan luka dan mungkin memberikan perawatan tambahan seperti pemberian vaksin anti-rabies dan imunoglobulin rabies.
Identifikasi hewan
Jika mungkin, cobalah untuk mengidentifikasi anjing yang menggigit Anda. Catat ciri-ciri fisik anjing seperti ukuran, warna bulu, dan tanda-tanda khusus lainnya. Informasi ini dapat membantu dalam menentukan apakah anjing tersebut berisiko terkena rabies atau tidak.
Konsultasikan dengan otoritas kesehatan
Segera laporkan insiden tersebut kepada otoritas kesehatan setempat, seperti dinas kesehatan dan dinas peternakan. Mereka akan memberikan panduan lebih lanjut tentang langkah-langkah yang perlu diambil dan membantu dalam melacak dan mengamati anjing yang terlibat.
Penting untuk diingat bahwa pencegahan adalah kunci utama dalam menghadapi rabies. Pastikan anjing peliharaan Anda mendapatkan vaksinasi rabies secara teratur dan hindari kontak dengan hewan liar atau tidak dikenal yang berpotensi terinfeksi.
Namun, penting juga untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau dokter hewan untuk mendapatkan informasi dan saran yang lebih akurat dan terkini terkait dengan penanganan rabies. (Redaksi PR)