Serangan Ransomware Terhadap BSI, Peretas LockBit Mengaku Bertanggung Jawab
Ilustrasi Coding (Sumber: pixabay) |
Jakarta, PIJAKAN Rakyat- Kasus peretasan pada Bank Syariah Indonesia (BSI) telah terjadi pada 8 Mei 2023. Sebuah kelompok peretas yang dikenal sebagai LockBit mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menanggapi gangguan tersebut dan mengungkapkan bahwa sistem telah berangsur pulih.
Hery Gunardi menyatakan bahwa BSI telah berhasil memulihkan operasi sistem dengan baik. Prioritas utama BSI adalah melindungi data nasabah dan dana nasabah. Untuk meningkatkan keamanan, BSI juga terus memperkuat divisi keamanan teknologi yang berada di bawah Chief Information and Security Officer (CISO). CISO bertugas melakukan pengawasan dan identifikasi titik-titik yang rentan dalam infrastruktur teknologi BSI yang perlu diperbaiki.
BSI bekerja sama dan berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan mematuhi aturan yang berlaku. Layanan BSI telah menunjukkan kemajuan signifikan sejak 12 Mei 2023, termasuk di kantor cabang, ATM, dan aplikasi mobile banking untuk transaksi sederhana.
Pakar keamanan siber Teguh Aprianto dan Alfons Tanujaya mengkonfirmasi bahwa BSI telah menjadi korban serangan ransomware LockBit. Teguh Aprianto melalui akun Twitternya menyebutkan bahwa data yang dicuri oleh peretas mencapai 1,5 TB, termasuk data pengguna dan password, data karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, serta data pelanggan seperti nama, nomor telepon, alamat, saldo rekening, dan riwayat transaksi. Peretas juga mengancam akan mempublikasikan data tersebut jika tebusan yang diminta tidak dibayarkan.
Alfons Tanujaya menyebutkan bahwa serangan ransomware ini kemungkinan terjadi sebelum 8 Mei, saat layanan BSI Mobile mengalami gangguan. Pencurian data sebesar 1,5 TB membutuhkan waktu yang lama, dan kemungkinan aksi peretasan tersebut dimulai sebelumnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut terlibat dalam menangani kasus ini. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Perbankan OJK, menjelaskan bahwa OJK dan Bank Indonesia (BI) telah berkomunikasi dengan BSI dan melakukan upaya pemulihan sistem serta menjaga keamanan data dan dana nasabah. Pihak OJK meminta BSI untuk memastikan kelangsungan layanan kepada nasabah, mempercepat pemulihan layanan, dan meningkatkan mitigasi untuk menghadapi potensi gangguan di masa depan. (Redaksi PR)